Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika diartikan secara harfiah, gotong royong berarti mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap obyek, permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, keterampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai bentuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan hari Minggu, 13 Agustus 2023 warga Dusun Drewel Desa Bumiroso bergotong royong untuk pembangunan mengecor bahu jalan, semua unsur dari berbagai elemen masyarakat ikut andil saling bahu membahu dalam kegiatan ini.
Pengecoran bahu jalan ini dilaksanakan dengan biaya swadaya masyarakat Dusun Drewel. Kesadaran beramal untuk pengecoran ini sudah sangat baik, terbukti dengan banyaknya donatur yang menyumbangkan dana dan material dalam waktu yang singkat berhasil dihimpun oleh Kepala Dusun Drewel sebagai penanggungjawab kegiatan.
Kepala Dusun Drewel, Harfin Musafit mengatakan banyak manfaat dari gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat, antara lain menumbuhkan rasa dan sikap saling tolong menolong, sukarela, saling membantu, dan mempunyai sifat kekeluargaan, membina hubungan sosial yang baik terhadap masyarakat disekitar, menciptakan rasa kebersamaan dan menumbuhkan rasa kasih sayang.
“Dengan gotong royong bisa mempererat tali silahturahmi atau persaudaraan antar warga masyarakat, meringankan pekerjaan dan menghemat waktu dalam menuntaskan suatu pekerjaan”, tuturnya.
Gotong royong merupakan implementasi nilai-nilai Pancasila, yang menjadi spirit atau semangat dalam persatuan dan pembangunan bangsa. Dengan gotong royong, semua bergerak dan saling membantu tanpa memandang ras, suku, ataupun golongan, untuk memperkuat persatuan bangsa dan pembangunan di seluruh penjuru nusantara. Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Bumiroso, Sumardin, SE yang turut hadir mendampingi kegiatan gotong royong tersebut.
“Kalau kita menggali sejarah bagaimana dahulu negara Indonesia berdiri, karena adanya persatuan dan kesatuan, yang menjadi spirit adalah Pancasila, ini spiritnya gotong royong. Jadi sejarah kemerdekaan adalah gotong royong seluruh unsur, baik dari berbagai suku, agama, dan ras,” ujar Kades .
Tak beda dengan yang disampaikan oleh Khoirul Umam, Sekretaris Desa Bumiroso, selain menjadi spirit dalam persatuan dan kesatuan bangsa, gotong royong yang merupakan implementasi nyata nilai luhur Pancasila juga penting diterapkan dalam pembangunan. Menurut Sekdes, nilai-nilai Pancasila dapat digunakan untuk akselerasi pembangunan di Desa Bumiroso. Sehingga semua bergerak, saling membantu untuk membangun Desa Bumiroso.
“Gotong royong ini adalah implementasi nilai-nilai Pancasila. Apalagi dalam membangun sesuatu kita harus menggandeng semua stakeholder, semua ikut berpartisipasi, karena semua harus saling mengait. Sehingga nilai gotong royong menjadi spirit utama kita dalam bermasyarakat dan membangun,” kata Sekretaris Desa Bumiroso. (um)