Bumiroso – Desa Bumiroso terpilih sebagai lokasi verifikasi usulan Proklim (Program Kampung Iklim) Sertifikat Utama Tahun 2023, Kementerian Lingkungan dan Kehutanan Republik Indonesia melalui Tim Verifikasi Lapangan Program Kampung Iklim (Proklim) Tahun 2023, melakukan peninjauan langsung terhadap Desa Bumiroso, Sabtu (2/9/2023).

Kepala Desa Bumiroso, Sumardin, SE menyampaikan bahwa Desa Bumiroso memiliki komitmen untuk melestarikan lingkungan serta mendukung upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang berkelanjutan. 

"Salah satu bentuk dukungan kami, dari pemerintah desa, turut berpartisipasi dan mendorong pengupayaan pengelolaan lingkungan di suatu wilayah kami, yaitu melalui pengelolaan sampah desa," tandasnya.

Diketahui, tim verifikasi lapangan sendiri dimotori oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Peninjauan dilakukan guna memastikan ketahanan dan kekuatan warga Desa Bumiroso dalam menghadapi perubahan iklim.

Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Wonosobo, Sarwono, S.Sos., M.M menyampaikan bahwa Proklim merupakan program berlingkup nasional, dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Serta meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kelestarian alam.

“Proklim merupakan upaya meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta penurunan emisi gas rumah kaca,” katanya.

Sulistiyanto, S.ST., Enumerator (Penyuluh Kehutanan Madya) CDK Provinsi Jawa Tengah menyebut, dipilihnya Desa Bumiroso sebagai lokasi Kampung Proklim, salah satunya adalah dikarenakan wilayah ini turut mendukung adanya kegiatan perubahan iklim dengan ragam gebrakan inovasinya. Seperti adanya biogas, keberadaan pabrik tahu dan dan produksi tempe yang cukup besar, Perpustakaan Wijaya Kusuma Desa Bumiroso, bank sampah, berlimpahnya sumber daya air yang dikelola dengan baik.

“Sehingga harapannya kegiatan verifikasi proklim ini mendapatkan hasil yang maksimal sesuai apa yang kita harapkan yaitu mendapatkan predikat Proklim Sertifikat Utama,” harapnya.

Adapun lokasi yang ditinjau untuk melihat jalannya program perubahan iklim di Desa Bumiroso seperti Perpustakaan Wijaya Kusuma Desa Bumiroso, Biopori di Lingkungan Kantor Desa, Pelaksanaan Posyandu, Tinjauan ke Bangunan Pengendali Sedimen Sungai Serayu, Gapoktan, Kelompok Tani dan KWT, Peternakan Kambing, Pengolahan Kompos Padat dan Cair, Agroforestry, Sistem Tanam, Persawahan, Jalan Usaha Tani, Bank Sampah, Aviari, Penangkaran Sriti dan Murai, Mata Air, UMKM, Makam Syech Syaridin, Industi Tahu dan Tempe, Biogas Limbah Tahu, Pembibitan dan Pembesaran Ikan Air Tawar, Listrik Mikro Hidro, Mata Air Sumur, Jalur Evakuasi Bencana, Pengolahan Limbah Abu Industri Tahu Tempe menjadi Bricket oleh siswa MTs Ma'arif Gondang di Bumiroso yang sudah dilombakan tingkat Nasional dan mendapat Juara III, dan lokasi-lokasi proklim lainnya.

Giat yang turut dihadiri oleh Sekcam Watumalang, Oni Subuh Wiyono, SE., MM., Kabid Pengendalian Kerusakan dan Gakkum LH dan Konservasi SDA DLH Kabupaten Wonosobo, Kepala Desa Bumiroso beserta perangkat desa, BPD, LPMD, KPMD, Kepala Perpustakaan Wijaya Kusuma Desa Bumiroso, Linmas, Banser, Bagana, RPB, Penyuluh Kehutanan CDK Provinsi Jawa Tengah, Kader TP PKK Desa Bumiroso, Sekretaris dan Admin Proklim Desa Bumiroso itu juga menyajikan pemutaran video profil Kampung Iklim Desa Bumiroso. Termasuk juga, pemaparan kampung iklim yang dipresentasikan Slamet Irsyahudin selaku admin proklim desa. Sedangkan tim verifikator giat ini adalah Atik Murwatingah dan Ika Hendranawati dari BPPI Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara (JabalNusa).

Sekretaris Desa Bumiroso, Khoirul Umam ditemui di sela-sela acara mengaku siap dengan pelaksanaan giat hari ini. Ia menyebut, proklim merupakan isu paling sentral saat ini. “Di mana kita harus menjaga keseimbangan. Ada sesuatu yang harus menggerakkan ekonomi kita, tetapi juga harus ada balance terkait kelestarian lingkungan hidup. Dengan adanya kegiatan ini, tentunya merupakan hal yang positif yang harus diapresiasi dan (sekaligus sebagai) cara untuk menggerakkan partisipasi masyarakat, terkait dengan adaptasi, mitigasi untuk pelestarian lingkungan hidup,” terangnya.

Selain itu, beliau mengatakan untuk mewujudkan tata kelola kampung iklim yang baik, sedikitnya ada 3 parameter terkait dan penting dilakukan. Yaitu, adaptasi lingkungan, mitigasi dan dukungan berkelanjutan masyarakat.

"Adaptasi lingkungan di antaranya mencakup pengendalian bencana alam, pengendalian penyakit dan peningkatan ketahanan pangan. Mitigasi, terkait pengelolaan sampah, budidaya pertanian dan penghijauan lingkungan. Serta dukungan berkelanjutan masyarakat meliputi kapasitas masyarakat itu sendiri, dukungan kebijakan dan eksternal program dan kegiatan yang disinergikan dari tingkat pusat sampai tingkat bawah. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan, untuk mendukung pengurangan stunting, sampah plastik, kelestarian alam menuju kehidupan berkelanjutan dan warisan pada anak cucu kelak". pungkasnya.

Sebagai informasi, pendaftaran Proklim ini sendiri yaitu dilakukan melalui Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan Aplikasi SPECTRUM yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam melaksanakan atau mendukung kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak. Pendaftaran kemudian ditindaklanjuti dengan verifikasi lokasi pengusul melalui sekretariat Proklim.

Ada beberapa hal yang diverifikasi dalam kegiatan tersebut yaitu kegiatan adaptasi, mitigasi dan aspek kelembagaan. Di mana pemenangnya berhak atas penghargaan berupa sertifikat proklim dari Menteri LHK. (um)